Minggu, 14 Desember 2014

Pemesanan Makan Siang


Pemesanan konsumsi untuk makan siang di Dapur Nurul Fikri bisa dilakukan oleh sekolah-sekolah yang berminat. Mudah dan Cepat.





DAFTAR MENU

DAPUR NFBS

PAKET 1
Rp10.000,-
1.               Nasi
2.               Telor Balado Bulet
3.               Oseng Tempe

PAKET 2
Rp12.000,-
1.   Nasi
2.   Ayam kecap potong 8
3.   Tahu Balado


PAKET 3
Rp15.000,-
1.   Ayam goreng ptg 4
2.   Lalapan
3.   Tempe goreng
4.   sambal
5.   nasi


PAKET 4
Rp18.000,-
1.   Ayam goreng/Bakar ptg 4
2.   Tumis Buncis
3.   Sambal
4.   Lalapan
5.   Air
6.   Krupuk
7.   Nasi


Paket 5
Rp20.000,-
1.     Nasi
2.     Ayam goreng/Bakar ptg 4
3.     Tumis buncis
4.     Krupuk
5.     Sambal
6.     Lalapan
7.     Buah
8.     Air

Pemesanan maksimal 3 hari sebelum hari-H
hubungi: Teh Mumun :    087771464812
                                  :     081381155473
                                  :     081380234253


DOWNLOAD DI SINI



Sabtu, 13 Desember 2014

Puisi untuk Musikalisasi Puisi SMP-SMA



Pada Suatu Hari Nanti
Pengarang: Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua
Pada Anaknya Berangkat Dewasa

Pengarang: Taufik Ismail

Jika adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah ang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkan
Ialah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi.


Karena Kasihmu
Pengarang: Amir Hamzah

Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu

Aku anginkan rupamu
Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera

Berulang-ulang kuintai-intai
Terus-menerus kurasa-rasakan
Sampai sekarang tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan

Pujiku dikau laguan kawi
Datang turun dari datuku
Diujung lidah engkau letakkan
Piatu teruna ditengah gembala

Sunyi sepi pitunang poyang
Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana

Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya.

  
Aku
Pengarang: Cairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Jumat, 12 Desember 2014

Puisi-puisi untuk Lomba Baca Puisi SD



MESKI PARU-PARUMU HANYA SATU YA JENDRAL
Karya: Sunardian Wirodono

Siapakah kau yang duduk dalam tandu, penuh debu dan keringat
Diiring ratusan lasykar dan lambaian berjuta rakyat
Siapakah kau yang berjas lusuh, mengenakan ikat kepala
Di tengah desing peluru musuh, dengan merah putih di dada

Aku tahu, ya aku tahu, kaulah yang turut menjaga negeri
Mempertahankan sejengkal tanah, ribuan nyawa dan harapan
Engkaulah yang keluar masuk hutan, melintasi malam gelap
Melewati lembah dan ngarai, menerobos hujan dan badai

Engkaulah yang membebaskan negeri dari bencana
Bukan dengan kata-kata, ya, bukan dengan kata-kata

Engkaulah desau angin, bergerak senantiasa
membangkitkan negeri dengan lagu-lagu merdeka
dari desa ke kota
dari kota ke desa

Engkaulah pahlawan itu, ya Jenderal, engkaulah itu
Karena engkau berjuang, menjaga keselamatan negeri
Untuk masa depan bangsa dan lukisan sejarah
Sepanjang waktu sepanjang kenangan anak cucu

Engkaulah pahlawan itu ya Jenderal, engkaulah itu
Karena semua yang terbaik, Telah kau berikan untuk negeri
Hingga yang tinggal hanyalah keletihan dan doa
Hingga yang tinggal hanyalah tubuh penuh luka

Tapi engkau tahu itu, semuanya takkan sia-sia
Karena ada yang mesti diselamatkan dari negeri ini

Meski paru-parumu hanya satu, ya Jenderal, hanya satu.

 


SALAM PADAMU RAKYAT BERJUANG
Karya: Djawasin Hasugian

Kudengar tangismu di seberang lautan
yang sedang berjuang, memeluk sinapang
Kudengar marahmu di tengah lautan
Di antara gunung dan pohon-pohon hutan
Hatimu yang terbakar - karena penindasan

Ku cinta kau rakyat berjuang
Orang-orang hitam, kuning, dan coklat
Di tanah dimana kau lahir, mati, dan beranak
Karena tanah kelahiran
Adalah tanah kecintaan - Anugrah tuhan

Karena siapakah?
Tak inginkan kemerdekaan?
Kebebasan dan kebahagiaan?
Mencangkul, menanam tanah kelahiran?

Lewat arus laut aku berpesan
Salam cintaku padamu, rakyat berjuang!

Sebab, kalau hati nurani manusia telah menuntut
Tak ada yang dapat menahan sekalipun maut
Bukanlah hidup hanya sekadar hidup
Panggullah sinapang
Pagi terang pasti datang
Di puncak gunungmu tanah pejuang
Karena tuhanpun tak hendakkan
Ketakadilan atas kemanusiaan.



KARAWANG BEKAS
Karya Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Chairil Anwar (1948)

  




 download file wordnya di sini